Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016
CEK KESEHATAN WARGA TUMIYANG    Minggu, 30 Oktober 2016,  sejumlah warga Desa Tumiyang mengikuti cek kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP. Kegiatan tersebut bertempat di pendopo Desa Tumiyang bersama berakhirnya kegiatan kemah dari tanggal 28-30 Oktober 2016.      Para warga terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Cek kesehatan yang diberikan diantaranya  cek tekanan darah dan cek gula darah. (PenKa)        

SEBUAH ARTIKEL (TRADISI YANG HILANG)

BENTHA-BENTHI, TRADISI YANG HILANG Meski tak tercatat dalam sejarah di buku-buku anak sekolah, namun tradisi ini dulu pernah ada di Desa Tumiyang, sebuah desa di Kabupaten Banyumas. Mengulik jejaknya bukan satu hal yang mudah, sebab para sesepuh pelaku ritual tersebut telah berpulang kehadirat Tuhan YME. Ironisnya, para anak turunannya tak ada yang berminat meneruskan tradisi tersebut. Bentha-Benthi, sebagai ritual pemanggil hujan, dengan menggunakan media gayung yang didandani layaknya seorang perempuan jawa berikut baskom berisi air bercampur kembang telon (3 jenis bunga), selanjutnya ketika sang pemimpin ritual merapal doa, gayung yang telah didandani tersebut seolah memiliki jiwa, bergerak-gerak seperti melakukan tarian berbau magis. Seiring tahun berganti, tradisi tersebut mulai ditinggalkan dan bahkan generasi muda sekarang tak banyak yang mengetahui, kalau di tempat tinggalnya pernah ada tradisi jawa tersebut. 260116

PERENUANGAN #2...

METAMORFOSIS Telur -> Ulat -> Kepompong -> Kupu-Kupu Bukan proses yang sederhana. Boleh dikatakan sangat istimewa. Betapa tidak, perjalanan “to be” tersebut begitu panjang; banyak aral rintangan di sepanjang perjalanan. Entah faktor alam atau faktor predator.             Coba perhatikan dengan seksama, ketika masih berwujud telur, bahaya pun mulai mengintai; dari mulai dimangsa serangga atau dimusnahkan oleh manusia. Disaat telur menetas menjadi ulat, kembali cobaan mendera, bisa dipatuk burung dan lagi-lagi peran manusia ikut andil memusnahkannya dengan menyemprotkan cairan beracun. Tak sedikit dari mereka yang mati, namun ada juga diantara mereka yang   dan meneruskan perjuangannya   “to be.”             Meskipun demikian, penderitaan tidak cukup sampai di situ saja. Masih tetap berlanjut saat si ulat melakukan meditasi menyempurnakan wujudnya, melepaskan diri dari samsara yang membelenggu. Pada akhirnya ia bisa berteriak lantang “I’m Butterfly.” Dan hanya

CINTA, CINTA, CINTA...

anak muda jatuh cinta anak muda putus cinta anak muda mencari cinta manusia butuh cinta cinta datang cinta pergi cinta melukai tak usah kau kejar dia yang pergi tak perlu menangis untuk yang melukai dengan seringai tajam berambisi cinta akan datang cinta akan menemani bukan dia tapi ada yang mengganti tenanglah, itu kiriman dari Illahi. 24102016

PERENUNGAN #1

KACA MATA KUDA (learn to listen) S eekor kuda agar jalannya lurus ke depan, maka binatang simbol kejantanan itu dipakaikan kaca mata kuda. Agar matanya fokus ke depan tak melirik kanan-kiri. Dalam pernyataan di atas, kaca mata kuda adalah suatu kiasan dari sifat egois.             Ya, orang dengan sifat tersebut, diibaratkan dengan seekor kuda yang mengenakan kaca matanya. Dia tak mau tahu apa yang telah atau sedang terjadi di lingkungannya. Apapun pendapat orang lain yang tak sepaham dengan dirinya di anggap salah dan menjadi musuhnya.             Orang seperti ini tak mampu menghargai perbedaan yang ada di sekitarnya, ia tak menyadari begitu banyak keanekaragaman tersebut.             Tentunya anda tak mau menggantikan peran kuda dengan kaca matanya itu bukan? Jadi, cukup kuda saja yang memakainya. Deal?!!                                                                                                             30 September 2008  

PUISI MBELING (ANTOLOGI BIAR MBELING ASAL ELING) #5

PENDEKAR SILAT ciiatt ciiaatt ciiaaatt... kisah seorang pendekar silat baru turun gunung merasa hebat pamer ilmu pamer jimat pat gulipat si pendekar main tipu muslihat mengaku bak sesosok malaikat tak ada yang sadar tak ada yang cermat si pendekar main jilat, main sikat hutan dibabat uang dilipat semuanya diembat ciiat ciiaatt ciiaaatt... si pendekar lari secepat kilat takut ditangkap takut dijerat ciiat ciiaatt ciiaaatt... peluru melesat cepat dada tertembus si pendekar sekarat ajal menjemput riwayatnya tamat. 22102016

PUISI MBELING (ANTOLOGI BIAR MBELING ASAL ELING) #2

KISAH SI ING Tong kosong bunyinya nyaring Gigi ompong tak punya taring Gemar jadi cukong dan main beking Kapan kau insyaf kapan kau eling Kuda lumping makannya beling Kuda buatan dari pohon pring Penarinya ngibing sampai mata juling Berlari sana-sini penontonnya merinding Si cukong mirip kuda lumping Kesetanan jadi tak berpikir bening Main sikut main piting Asal perut buncit mirip orang bunting. 21102016

PUISI MBELING (ANTOLOGI BIAR MBELING ASAL ELING) #4

RONG-RONG kain batik kain barong berpakaian rapi ternyata garong mirip legenda si buta terong pegang pistol main todong main petak umpet sembunyi di lorong pura-pura jujur padahal bohong pura-pura loyal padahal merongrong mencuri kabel simpan di gorong-gorong kalau tertangkap malah teriak minta tolong rong, garong, garong wajahnya tampak bengis meski tanpa kumis baiknya pakai mimis untuk memberondong biar tak ada lagi yang suka nyolong biar kapok dan tak main serong. 22102016